Tampilkan postingan dengan label godadevi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label godadevi. Tampilkan semua postingan

Kamis, 17 Desember 2009

SANG MEMPELAI TUHAN (2)


Andal tumbuh menjadi seorang wanita muda yang cantik ketika akhirnya sampai usianya untuk menikah. Ketika dia disuruh untuk menikah, dia menolak. Dia hanya akan setuju menjadi mempelai bagi Sri Ranganatha, Tuhan Alam Semesta yang dipuja dalam Kuil Agung Sri Rangam. Vishnucitta kebingungan, memikirkan entah akan jadi apa putri satu-satunya itu.

Ada bagian kitab Divya Suri Caritam (12.31-115) yang bercerita mengenai svayamvara Andal. Manifestasi-manifestasi Vishnu yang dipuja di berbagai tempat perziarahan suci hadir dan berdiri di bawah pohon asam yang suci tempat bersemayamnya Nammalvar. Nammalvar kemudian memerintahkan Anugraha, sahabat Andal, untuk membawa Andal ke hadapan masing-masing Vishnu, memperkenalkan-Nya, dan sekaligus juga menyanyikan pujian pada masing-masing Manifestasi Citra itu. Akhirnya sampailah Andal di hadapan Ranganatha, Tuhan yang bertahta di Sri Rangam, dan Andal mengalungkan untaian bunga yang dibawanya pada leher Tuhan Ranganatha, dengan demikian Andal menjatuhkan pilihannya. Nammalvar sendiri kemudian mengatur pernikahannya dengan Sri Ranganatha.

Masing-masing Manifestasi Citra (disebut dengan istilah arcavatara, dalam Sanskrit) tampak di sini memiliki kepribadian-Nya sendiri-sendiri, sekalipun itu tiada lain merupakan Sriman Narayana, Vishnu, Tuhan Yang Tunggal. Hal ini merupakan ciri khas dari keyakinan Sri Vaishnava, yang benar-benar secara alamiah dan juga insaf sepenuhnya, memuja Tuhan Berpribadi. Tanpa mengesampingkan kebenaran bahwa Vishnu atau Narayana merupakan Tuhan Tertinggi Yang Maha Esa, namun Beliau tidak disembah dalam pengertian Tuhan secara abstrak. Para Vaishnava memuja-Nya dalam Manifestasi tertentu yang dipuja di masing-masing tempat perziarahan suci, atau dalam Inkarnasi-Nya yang khusus. Dengan demikian Rupa, Nama, dan Ciri Pribadi tertentu-Nya ini menjadi ista-devata, Tuhan Pujaan pilihan pribadi yang paling dicintai, dipuja dan disembah oleh bhakta. Ini menunjukkan bagaimana Sri Vaishnava selain memuja Tuhan sebagai Pribadi, juga menekankan bahwa keyakinan, pemujaan, dan agama merupakan hubungan yang amat sangat pribadi pula dengan Tuhan. Sebagai contoh, sekalipun Sri Rama dan Sri Krishna adalah Esa, Tuhan yang sama, hanya dalam Nama dan Rupa saja berbeda, tetapi penyembah Sri Rama tidak bisa mengubah hatinya secara terpaksa untuk mencintai Rupa dan Nama Krishna sama dalamnya dengan cintanya kepada Sri Rama. Fanatisme (dengan pengertian kecintaan yang mendalam dan tak terbatas) dalam Sri Vaishnava membuatnya mencapai kesempurnaan tertinggi dalam penyembahan terhadap Rupa Tuhan pilihannya, namun pada saat yang sama juga tidak memungkinkannya untuk memaksakan keyakinannya kepada bhakta yang lain. Salah satu Acharya yang paling berpengaruh di masa kini, Yang Mulia Srimad Chinna Ramanuja Jiyar Svami dari Thirupathi, terkenal akan ungkapannya, “Respect All – Worship Yours, Hormatilah semua (Pujaan orang lain), sembahlah Pujaanmu sendiri.” Fanatisme dalam Sri Vaishnava dharma menciptakan toleransi yang sangat tinggi pula. Inilah ciri dari dharma sejati.

Andal sendiri dalam Thiruppavai menunjukkan kecenderungannya kepada Sri Krishna. Secara khusus Andal melihat Sri Krishna dalam Sri Ranganatha, sebagaimana tradisi suci memuja Murti (Perwujudan) Utama-Nya, yang dikenal dengan nama Periya Perumal sebagai Damodara-Krishna. Dalam biografinya lebih lanjut dijelaskan bagaimana Andal diberikan pilihan berbagai Vishnu, dengan Nama, Rupa, dan Ciri Pribadi-Nya masing-masing, dan pilihannya jatuh pada Tuhan dari Arangam, Sri Ranganatha.

Pada suatu malam, Tuhan Ranganatha menampakkan Diri dalam mimpi Vishnucitta dan meminta agar Andal segera dibawa kepada-Nya dengan segala kelengkapan pernikahan. Bersamaan dengan itu Tuhan juga muncul di hadapan para pendeta di Sri Rangam dan memerintahkan mereka bersiap-siap menyambut kedatangan Andal.

Sekali lagi Vishnucitta dipenuhi suka cita dan juga sedih. Bahagia karena putrinya akan segera mencapai tujuan hidupnya. Sedih karena dia akan berpisah dengan putri kesayangannya dan takkan pernah melihatnya lagi. Walau demikian Vishnucitta segera mempersiapkan putrinya sebagai seorang mempelai Tuhan dan mendudukkannya di atas tandu pengantin. Perjalanan menuju Sri Rangam pun segera dimulai.

Di dalam tandu Andal merasakan kebahagiaan yang amat sangat ketika iring-iringan semakin mendekati Kuil Suci Tuhan Ranganatha. Begitu mereka memasuki kuil, Andal segera melompat dari tandu dan bergegas berlari menuju Ruang Mahasuci. Andal memeluk Sri Ranganatha, Tuhan dan Kekasihnya. Tenggelam oleh samudera kebahagiaan, dalam persatuan kembali dengan Yang Dicintainya sepenuh hati, setelah kerinduan yang bertahan dan memuncak selama bertahun-tahun. Andal pun lenyap dari pandangan di tengah kemilau cahaya kemuliaan untuk bergabung melayani Tuhannya dalam keabadian.

Kitab Guru Parampara Prabhavam mengisahkan,
“Sang Dewi yang menguntai kalungan bunga bagi Tuhan, Andal, mengenakan sari sutranya, kalungan bunga di lehernya, dan menghias dahinya dengan tanda suci tilaka dari kasturi. Dengan matanya yang lebar, tampak bagai akan menyentuh telinganya, pinggangnya yang ramping, buah dadanya kencang, mengenakan gelang kaki yang bergemerincing, berjalan anggun bagai langkah seekor angsa, membuat semua orang tak dapat melepaskan pandangan dari dirinya, kini berjalan di depan Allakkhiya Manavalan, Sang Mempelai Pria nan Tampan. Dia masuk ke dalam (Ruang Mahasuci), memandangi-Nya sampai kedua belah matanya merasa puas, dan karena dia ingin memijat kaki-Nya, maka naiklah dia ke atas tilam pembaringan Adisesha-Nya. Bersatulah dia dengan Tuhan dari Arangam, yang berbaring di atas gulungan naga yang menyemburkan api, dan menghilang ketika para saksi melihatnya sedang memijat kaki padma Tuhan. Mereka semua yang melihat kejadian ini terkagum-kagum, termasuk di antaranya adalah murid Sang Alvar Agung, Vallabhadevaraja, penguasa Pandya...”

Andal kini adalah salah satu Penyair Suci yang paling disukai oleh para Vaishnava. Terutama para Sri Vaishnava selalu menempatkannya di dalam kuil, baik di India maupun di tempat lain, berdampingan dengan Tuhannya, sebagaimana yang selalu diidamkannya. Tradisi suci mencatatnya sebagai avatara Bhumi-Devi dalam tubuh manusia untuk mengajarkan umat manusia jalan menuju kaki padma-Nya. Dia adalah ekspansi Bhu-shakti yang bersama dengan Sri-shakti, dan Nila-shakti secara kekal mendampingi Bhagavan Sriman Narayana.

Dalam masa kehidupannya yang singkat di bumi ini, Andal menggubah dua puisi berbahasa Tamil. Karya pertamanya adalah Thiruppavai yang terdiri dari 30 syair. Di dalamnya Andal memikirkan dirinya sebagai salah satu dari para Gopi yang melayani Tuhan Sri Krishna di Vrindavana. Dia begitu ingin melayani Tuhan dan menikmati kebahagiaan pengabdian bukan saja dalam hidup saat ini tetapi untuk selama-lamanya. Dia juga menjelaskan nazar-nazar sumpah suci (pavai-nonbu) yang diikrarkannya bersama para gadis-gadis gembala lainnya demi memuaskan Krishna. Puisi kedua diberi nama Nacchiyar Thirumolli yang berarti “Kidung Suci Sang Dewi” terdiri dari 143 syair. Puisi ini melukiskan dengan sempurna kerinduannya yang mendalam kepada Vishnu, Sang Kekasih Rohani.

Seperti Srimad Ramayana, karya Andal ini sangat dicintai oleh para Vaishnava dari Selatan. Puisi-puisinya dinyanyikan dari generasi ke generasi dalam upacara-upacara suci di Kuil. Setiap tahun pada bulan Tamil Margali (Desember-Januari) diskusi atas Thiruppavai diadakan di seluruh India oleh para pengikut Sri Vaishnava dalam bahasa Tamil, Telugu, Kannada, Hindi dan Inggris.

Andal mencapai persatuan rohani dengan “periya perumal (Tuhan Yang Mahaagung)” di Sri Rangam. Kenangan akan dirinya dilukiskan oleh syair ini, “Oh Yang Terkasih! Berada dalam pelayanan rohani pada Diri-Mu, aku tak punya keinginan lagi. Siapakah di dunia ini yang begitu terberkati selain diriku? Engkau telah menerimaku sebagai milik-Mu!” (Thiruppallandu). Syair ini ditemukan dalam karya Periya Alvar (Vishnucitta) dalam kenangannya pada putrinya.
Untuk mengingat kehidupan wanita suci ini dibuatlah tiga Kuil yang memuja Andal dalam kompleks Sri Rangam. Kuil pertama terletak di ‘velittirumurram’ (halaman luar kuil utama), dikenal sebagai Veli Andal-sannidhi. Ini adalah tempat yang dahulu biasa dikunjungi Andal bersama ayahnya ketika berziarah ke Sri Rangam. Di sini Andal hadir dalam wujud Mula-Murti dalam posisi duduk. Kuil kedua dapat dicapai dari Sri Ranga Vilasam. Di tempat ini Andal dalam wujud utsava-murti, juga dalam posisi duduk. Yang ketiga adalah Parama-pada-nathan-sannidhi, tempat Andal bersama para Alvar lainnya dimuliakan. Di sini Andal hadir dalam bentuk murti berdiri. Dari ketiga kuil ini, yang paling istimewa adalah kuil kedua, yang dikenal sebagai Ul-Andal. Di tempat ini diperingati lila (permainan sukacita rohani Illahi) ‘varanam-ayiram’ yaitu ketika Sri Ranganatha turun sejenak dari Annai-Vahanam (kendaraan gajah) dan saling tukar-menukar kalungan bunga dengan Andal. Kuil bagi Andal juga didirikan di tempat kelahirannya, Sri-Villiputhur. Terletak dekat kuil Sri Vada-perum-koyil-udaiyan atau Bhagavan Vata-patra-sayi. Di sini Andal dipuja dalam murti yang berdiri berdampingan dengan murti Sri Ranganatha. Taman bunga dan Tulasi tempat Andal ditemukan juga tetap dilestarikan berikut sumur yang sering digunakannya untuk bercermin.

Rabu, 16 Desember 2009

SANG MEMPELAI TUHAN (1)

PADA SUATU HARI SEORANG BRAHMIN yang penuh kebaktian tengah sibuk memetik bunga-bunga di kebunnya untuk persembahan bagi Tuhan Sri Vata-patra-sayi. Dia adalah Vishnucitta yang dikenal sebagai Periya Alvar. Hidup seorang diri tanpa sanak saudara di kota Sri-Villiputhur, dekat Madurai. Pagi itu ketika dia melaksanakan tugas sehari-harinya, terjadilah peristiwa yang mengejutkan. Brahmana Vishnucitta menemukan seorang bayi perempuan mungil di bawah naungan Tulasi di tengah-tengah kebun bunganya. Vishnucitta menganggapnya sebagai pemberian Tuhan. Dia memberinya nama Godadevi atau Godai (Anugerah Tuhan), kemudian membawanya pulang dan membesarkannya sebagai putrinya sendiri.



Godai hidup dalam lingkungan yang dipenuhi cinta dan pengabdian kepada Tuhan. Vishnucitta sangat mengasihinya. Dia mengajarkan semua kisah-kisah dan filsafat yang diketahuinya kepada Godai, dan juga membagi kecintaannya akan kesusastraan Tamil. Vishnucitta membuai putrinya dengan lagu-lagu pujian kepada Krishnanya tercinta. Cinta yang dimiliki Vishnucitta kepada Krishna pun akhirnya menular kepada Godai. Dalam diri Godai cinta itu semakin kuat dan dalam. Bahkan sebagai seorang gadis kecil pun Godai telah berpikir untuk tidak akan menikah dengan laki-laki mana pun kecuali Krishna, Tuhan dan Kekasihnya.

Godai menyanyi,
“Seperti seekor babi hutan, yang terlepas dari belenggu jaring. Madhava, permata hatiku yang berharga, telah meninggalkanku, tak menyisakankan apapun bagiku untuk bergantung. Lihatkah olehmu Tuhan ini?... Dengan busana keemasan yang berkibaran, Dia, bagai seekor anak lembu, gelap bagai awan hujan berguntur, datang beriringan di jalan. Kami sudah melihat-Nya di sini, di Vrindavanam” (Nacchiyar Tirumoli 14.5)



Seorang yang suka bersenda gurau, yang tak tahu dharma. Dia yang alis-Nya melengkung, bagai busur Saranga yang dipegang tangan-Nya. Si Tampan yang tak ada tandingan-Nya. Lihatkah olehmu Dia ini?... Dia yang tubuh-Nya gelap, yang wajah-Nya berseri gilang-gemilang, bagai mentari bercahaya, di atas puncak-puncak bukit menjulang tinggi. Kami sudah melihat-Nya, Di sini, di Vrindavanam (Nacchiyar Tirumoli 14.6)

Godai merindukan kapankah Tuhan akan datang membawanya sebagai mempelai, mencintai-Nya dan merasakan kehadiran-Nya. Tanpa sepengetahuan ayahnya dia sering menghias diri dengan untaian bunga yang diperuntukkan bagi Tuhan di kuil, membayangkan bahwa suatu ketika ia akan menikah dengan Tuhan. Dia memikirkan bagaimana jiwa dan raganya seluruhnya dipersembahkan kepada Tuhan bersama dengan kalungan bunga itu.
Sambil mematut-matut diri di atas pantulan air sumur sebagai pengganti cermin, dia menyanyikan puisi-puisinya. Menggambarkan dirinya sebagai gadis belia yang merindukan Kekasihnya. Dia mencari bantuan dari teman-temannya, dewa asmara, dan bahkan hewan-hewan untuk dapat segera mendapatkan Krishna. Dia juga mengisahkan betapa beruntungnya lahir sebagai putri seorang penyembah Tuhan, Sri Vishnucitta, yang tinggal di Sri-Villiputhur dengan rasa pengabdian yang tak pernah padam.

Pada suatu hari Vishnucitta mendapati sehelai rambut Godai pada salah satu kalungan bunga. Dia merasa kaget dan sedih karena ada penodaan terhadap persembahan yang hanya diperuntukkan bagi Tuhan. Vishnucitta memarahi Godai karena menggunakan kalungan bunga itu sembarangan dan segera membuangnya. Brahmana itu kemudian mulai menguntai kalungan bunga yang baru dengan berhati-hati agar tidak ternoda lagi. Dia kemudian mempersembahkannya sendiri sambil memohon maaf kehadapan Tuhan.



Malam itu Tuhan muncul dalam mimpi Vishnucitta dan bertanya kepadanya mengapa dia tidak mempersembahkan kalungan bunga yang telah dikenakan Godai kepada-Nya tetapi justru membuangnya. Tuhan Sri Vata-patra-sayi bersabda, “Aku merindukan keharuman Godai yang menambah wangi kalungan bunga-Ku. Aku lebih memilih kalungan bunga itu daripada kalungan bunga lainnya bagaimana pun indahnya. Maukah engkau terus mempersembahkan untaian bunga yang telah dikenakan Godai kepada-Ku?” Dipenuhi keheranan Vishnucitta segera terbangun dari tidurnya. Airmatanya mengalir dalam kebahagiaan yang besar. Nyata bagi dirinya bahwa dia memiliki seorang putri yang cintanya kepada Tuhan begitu dalam. Kedalaman cinta yang bahkan tak dapat dijangkau oleh dirinya. Sifat rohani putrinya demikian agung sehingga Tuhan Sendiripun ingin merasakan kehadirannya. Srila Bhaktisiddhanta Sarasvati mengatakan, “Janganlah berusaha melihat Tuhan, tapi bertindaklah sedemikian rupa sehingga Tuhan berkenan melihatmu”. Demikianlah Godai, dengan cintanya yang begitu besar telah membuat Tuhan Sendiri merasakan kerinduan akan kehadirannya. Sejak hari itu Godai dikenal sebagai ANDAL, “Dia Yang Menaklukkan Tuhan”, Andal pun menjadi salah satu dari para Alvar, dan satu-satunya Alvar wanita.