Kamis, 04 Agustus 2011

HANUMANTA MAHIMAM (SRI MADHVA 8)

Beliau mempelajari dan menguraikan intisari semua Veda dengan sangat cepat berikut semua aspek yang berkaitan dengan tata bahasa dan kesusastraan. “Tidak ada sedikitpun apashabda (kesalahan ejaan atau penggunaan kata) dalam bicaranya”, seperti itulah Sri Rama memuji Mukhyaprana.

Sudah dijelaskan bahwa Tuhan Sri Hari Sendiri mengajarkan Veda kepada Brahma dan Vayu pada awal penciptaan. (mengenai Vayu disebutkan bahwa beliau merupakan manifestasi napas Sriman Narayana Sendiri yang berarti beliau merupakan manifestasi Veda yang tiada lain berasal dari napas Sriman Narayana). Jadi tidak ada hal baru yang perlu dipelajari Hanuman. Karena itu kata bahasa Kannada yang digunakan adalah patisidanu (melantunkan) bukan kalitanu (mempelajari). Veda-veda menyanyikan puji-pujian kepada Sri Hari, sedangkan membaca dan melantunkan Veda ini adalah kegiatan yang memberikan kebahagiaan kepada Bhakta-Nya, Sri Hanuman. Itulah sebabnya beliau senantiasa menempatkan makna Veda dalam pikirannya.

Hanumanta sebagai Vayu Avatara dimuliakan dalam berbagai sastra sebagai seorang Vyakarana-pandita yang agung, ahli tata bahasa yang tiada bandingannya. Ini tidak mengherankan mengingat siapa sebenarnya diri beliau itu. Bukankah Sarasvati dan Bharati, Vidyabhimani-devata sendiri, adalah pendampingnya? Su-madhva-vijaya mengisahkan bagaimana para deva berkumpul di angkasa demi mendengarkan pelajaran dari Srimadacharya. Srimad Jayatirtha Tikarajacharya mengatakan bahwa dengan karunianya dan juga karunia Bharatidevi seorang bisu dapat menjadi pembicara hebat (muko’pi vagmi) dan seorang dungu dapat menjadi seorang sarjana cemerlang (jadamatirapu jantu jayate prajna mouli). Oleh karena itu adalah kebiasaan dalam Madhva-sampradaya untuk mengatakan sri-bharatiramana mukhyaprana antargata. Dengan inspirasi yang muncul oleh belas kasih Kekasih Bharati, Sri Mukhyaprana Vayudeva, kita berusaha memuaskan Tuhan Sri Krishna.

Ketika Sugriva mengetahui bahwa Rama dan Laksmana berada di wilayahnya, dia tidak yakin dengan maksud kedatangan-Nya. Sugriva berpikir bisa saja Mereka adalah kawan-kawan Vali. Demi mengetahui keadaan yang sesungguhnya Sugriva mengutus Hanuman, dengan menyamar sebagai seorang Brahmana dan berbicara dengan Rama dan Laksmana. Selama itu Sri Rama memperhatikan bagaimana Hanuman berbicara, Beliau terkesan dan berkata kepada Laksamana, “nanrugvedavinitasya nayajurveda darinah va sama veda vidushah shakyamevam prabhashitum nunam vyakaranam krutyamanenana bahudha-shrutam bahu vyaharatanena na kinchid apashadditam. Berbicara seperti ini hanya mungkin bagi seorang yang telah mempelajari Rigveda, Samaveda, dan Yajurveda berikut segala maknanya. Hanyalah orang yang telah mempelajari tata bahasa dan kesusastraan saja yang dapat berbicara tanpa salah ucap atau salah mengeja seperti ini.” (Ramayana 2.28-29)

Dikatakan bahwa hanyalah seorang ahli perhiasan yang hebat saja yang dapat menaksir harga sebuah permata dengan tepat. Siapakah ahli yang lebih hebat daripada Tuhan dan Pendamping-Nya dalam mengetahui betapa berharganya permata di antara semua hamba-Nya ini. Kita hanyalah dapat berterimakasih betapa besar saubhagya, keberuntungan kita, dapat menyebut a vayu namma kula guru rayanu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar