Rabu, 16 Desember 2009

SANG MEMPELAI TUHAN (1)

PADA SUATU HARI SEORANG BRAHMIN yang penuh kebaktian tengah sibuk memetik bunga-bunga di kebunnya untuk persembahan bagi Tuhan Sri Vata-patra-sayi. Dia adalah Vishnucitta yang dikenal sebagai Periya Alvar. Hidup seorang diri tanpa sanak saudara di kota Sri-Villiputhur, dekat Madurai. Pagi itu ketika dia melaksanakan tugas sehari-harinya, terjadilah peristiwa yang mengejutkan. Brahmana Vishnucitta menemukan seorang bayi perempuan mungil di bawah naungan Tulasi di tengah-tengah kebun bunganya. Vishnucitta menganggapnya sebagai pemberian Tuhan. Dia memberinya nama Godadevi atau Godai (Anugerah Tuhan), kemudian membawanya pulang dan membesarkannya sebagai putrinya sendiri.



Godai hidup dalam lingkungan yang dipenuhi cinta dan pengabdian kepada Tuhan. Vishnucitta sangat mengasihinya. Dia mengajarkan semua kisah-kisah dan filsafat yang diketahuinya kepada Godai, dan juga membagi kecintaannya akan kesusastraan Tamil. Vishnucitta membuai putrinya dengan lagu-lagu pujian kepada Krishnanya tercinta. Cinta yang dimiliki Vishnucitta kepada Krishna pun akhirnya menular kepada Godai. Dalam diri Godai cinta itu semakin kuat dan dalam. Bahkan sebagai seorang gadis kecil pun Godai telah berpikir untuk tidak akan menikah dengan laki-laki mana pun kecuali Krishna, Tuhan dan Kekasihnya.

Godai menyanyi,
“Seperti seekor babi hutan, yang terlepas dari belenggu jaring. Madhava, permata hatiku yang berharga, telah meninggalkanku, tak menyisakankan apapun bagiku untuk bergantung. Lihatkah olehmu Tuhan ini?... Dengan busana keemasan yang berkibaran, Dia, bagai seekor anak lembu, gelap bagai awan hujan berguntur, datang beriringan di jalan. Kami sudah melihat-Nya di sini, di Vrindavanam” (Nacchiyar Tirumoli 14.5)



Seorang yang suka bersenda gurau, yang tak tahu dharma. Dia yang alis-Nya melengkung, bagai busur Saranga yang dipegang tangan-Nya. Si Tampan yang tak ada tandingan-Nya. Lihatkah olehmu Dia ini?... Dia yang tubuh-Nya gelap, yang wajah-Nya berseri gilang-gemilang, bagai mentari bercahaya, di atas puncak-puncak bukit menjulang tinggi. Kami sudah melihat-Nya, Di sini, di Vrindavanam (Nacchiyar Tirumoli 14.6)

Godai merindukan kapankah Tuhan akan datang membawanya sebagai mempelai, mencintai-Nya dan merasakan kehadiran-Nya. Tanpa sepengetahuan ayahnya dia sering menghias diri dengan untaian bunga yang diperuntukkan bagi Tuhan di kuil, membayangkan bahwa suatu ketika ia akan menikah dengan Tuhan. Dia memikirkan bagaimana jiwa dan raganya seluruhnya dipersembahkan kepada Tuhan bersama dengan kalungan bunga itu.
Sambil mematut-matut diri di atas pantulan air sumur sebagai pengganti cermin, dia menyanyikan puisi-puisinya. Menggambarkan dirinya sebagai gadis belia yang merindukan Kekasihnya. Dia mencari bantuan dari teman-temannya, dewa asmara, dan bahkan hewan-hewan untuk dapat segera mendapatkan Krishna. Dia juga mengisahkan betapa beruntungnya lahir sebagai putri seorang penyembah Tuhan, Sri Vishnucitta, yang tinggal di Sri-Villiputhur dengan rasa pengabdian yang tak pernah padam.

Pada suatu hari Vishnucitta mendapati sehelai rambut Godai pada salah satu kalungan bunga. Dia merasa kaget dan sedih karena ada penodaan terhadap persembahan yang hanya diperuntukkan bagi Tuhan. Vishnucitta memarahi Godai karena menggunakan kalungan bunga itu sembarangan dan segera membuangnya. Brahmana itu kemudian mulai menguntai kalungan bunga yang baru dengan berhati-hati agar tidak ternoda lagi. Dia kemudian mempersembahkannya sendiri sambil memohon maaf kehadapan Tuhan.



Malam itu Tuhan muncul dalam mimpi Vishnucitta dan bertanya kepadanya mengapa dia tidak mempersembahkan kalungan bunga yang telah dikenakan Godai kepada-Nya tetapi justru membuangnya. Tuhan Sri Vata-patra-sayi bersabda, “Aku merindukan keharuman Godai yang menambah wangi kalungan bunga-Ku. Aku lebih memilih kalungan bunga itu daripada kalungan bunga lainnya bagaimana pun indahnya. Maukah engkau terus mempersembahkan untaian bunga yang telah dikenakan Godai kepada-Ku?” Dipenuhi keheranan Vishnucitta segera terbangun dari tidurnya. Airmatanya mengalir dalam kebahagiaan yang besar. Nyata bagi dirinya bahwa dia memiliki seorang putri yang cintanya kepada Tuhan begitu dalam. Kedalaman cinta yang bahkan tak dapat dijangkau oleh dirinya. Sifat rohani putrinya demikian agung sehingga Tuhan Sendiripun ingin merasakan kehadirannya. Srila Bhaktisiddhanta Sarasvati mengatakan, “Janganlah berusaha melihat Tuhan, tapi bertindaklah sedemikian rupa sehingga Tuhan berkenan melihatmu”. Demikianlah Godai, dengan cintanya yang begitu besar telah membuat Tuhan Sendiri merasakan kerinduan akan kehadirannya. Sejak hari itu Godai dikenal sebagai ANDAL, “Dia Yang Menaklukkan Tuhan”, Andal pun menjadi salah satu dari para Alvar, dan satu-satunya Alvar wanita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar